Novi Rahmawati (mahasiswa S2 program beasiswa unggulan, perencanaan dan pengelolaan pesisir dan daerah aliran sungai/MPPDAS, Fak. Geografi UGM) mengharumkan nama Indonesia, setelah papernya dengan judul “Groundwater zoning as spatial planning in Semarang”, mengalahkan paper-paper mahasiswa lain diseluruh dunia dalam kompetisi “innovative solutions for the delta”. Novi menerima award sebagai pememang pertama sebesar 3000 euro yang diserahterimakan dalam forum International conference of deltas in times of climate change, Rotterdam 29 Sept-1 Okt 2010, yang dihadiri lebih dari 1200 ilmuan, praktisi dan professional dari seluruh dunia. Selain mahasiswa UGM, David Wooden dari Univ of Virginia USA juga menerima award yang sama. Hadir pula dalam delta conferences tersebut Pangeran Belanda, Walikota Rotterdam dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi bowo. Novi diundang ke Rotterdam secara khusus oleh panitia conference untuk hadir dan mempresentasikan papernya. Dalam acara ini Novi didampingi oleh Dr.rer.nat Muh Aris Marfai, M.Sc selaku ketua prodi S2 MPPDAS.
Dalam presentasinya, Novi memaparkan idenya tentang perlunya mempertimbangkan zonasi air tanah dalam pelaksanaan perencaan kota. Kota Semarang diambil sebagai daerah studi, mengingat daerah Semarang sebagian merupakan kawasan delta dan pesisir dengan dinamika yang tinggi. Semarang menghadapi masalah subsidence/penurunan muka tanah, banjir laut/rob, banjir sungai, dan intrusi air laut. Dalam papernya Novi mengemukakan pembagian zonasi air tanah di kawasan pesisir Semarang menjadi tiga bagian, zone 1 merupakan kawasan dengan pengambilan air tanah yang sangat intensif yang mengakibatkan terbentuknya cone of depression. Kawasan ini merupakan kawasan yang harus mendapatkan proteksi, terutama dalam kaitannya dengan penataan ruang, agar rate of subsidence dapat dikontrol. Zone 2 merupakan kawasan yang mempunyai penurapan air tanah relative rendah dibanding zone 1. Zone 3 merupakan daerah yang lebih aman dengan kondisi air tanah yang baik dan pengambilan air tanah tidak terlalu besar. Dengan penerapan zonasi air tanah diharapkan penataan ruang dapat dilaksanakan dengan lebih optimal dengan tetap memperhatikan keberlanjutan ketersediaan air tanah dimasa depan.
Selain meraih penghargaan sebesar 3000 Euro, Novi juga mendapatkan beasiswa dari Digiltal Globe sebesar 5000 USD untuk menyelesaikan research S2nya. Novi juga akan mendapatkan data citra perekaman satelit secara gratis untuk bahan penelitiannya. Hal ini sungguh sangat berharga bagi Novi,mengingat harga citra satelit dengan resolusi sangat detil sangatlah mahal.
Novi merupakan mahasiswa S2 MPPDAS yang sarat dengan prestasi, sebelum memenangkan award, novi juga menerima beasiswa program beasiswa-unggulan Diknas untuk program S2nya, dan mengikutti program student exchange dengan International Institute for Geo-information and Earth Observation, ITC, univ of Twentee The Netherlands. Novi juga merupakan salah satu candidate untuk program M.Sc double degree ITC-UGM. Mahasiswa MPDAS UGM lainnya, Fitria Nurani Sekarsih juga berhasil menduduki runner up dalam kompetisi ini dengan judul paper “Surviving delta city, response to global warming”, diikuti oleh Patrick Huntjjens dari Univ of Onsabruck Germany, Suzanne Mathew dan Andrea parker dari Unif of Virginia USA, Kimberly Garza dari Harvard univ USA, Jaap van der Salm dari Wageningen Univ The Netherlands dan Chen Zichao dari Unif of Singapore.
Berita
Fakultas Geografi berkomitmen untuk berperan aktif dalam merespon isu global tentang perubahan iklim dan Millenium Development Goals yang telah dicanangkan PBB. Sebagai wujud komitmen tersebut, Fakultas Geografi mengirimkan 6 mahasiswa S2 Magister Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) ke Kathmandu, Nepal dalam rangka mengikuti “Joint Student Project on Climate Change Implication on Urban Landscape of Kathmandu Valley, Nepal” yang diselenggarakan kerjasama dengan Tribuvan University, Kathmandu, Nepal dan Cologne University of Applied Science, Jerman pada tanggal 11 – 17 September 2011. Program ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap masyarakat perkotaan di Kathmandu, Nepal dan bagaimana pola mitigasi dan strategi adaptasinya. Joint student project ini dilaksanalan dalam rangka kerjasama multilateral Center of Natural Resources and Development (CNRD) yang disponsori oleh DAAD Jerman. Penelitian gabungan ini diikuti oleh 32 mahasiswa yang terdiri atas 20 mahasiswa dari Master Programme on Architecture and Urban Planning, Institute of Engineering, Tribuvan University, 6 Mahasiswa dari Institute for Tropical Sciences (ITT), Cologne University of Applied Sciences, Jerman, dan 6 Mahasiswa MPPDAS, Fakultas Geografi UGM.
Program kegiatan ini sebagai bentuk kerjasama multilateral dalam pengembangan pendidikan di tingkat S2 dan S3 khususnya dalam rangka merespon isu perubahan iklim. Dalam kesempatan yang sama, Dr. Danang Sri Hadmoko, M.Sc, wakil ketua Biro Kerjasama Luar Negeri Fakultas Geografi mempresentasikan hasil penelitian di Pulau Jawa yang memiliki kemiripan permasalahan dengan Pegunungan Himalaya khususnya dinamika bencana tanahlongsor sebagai salah satu akibat perubahan iklim. Selain itu, Dr. Danang juga menyampaikan pentingnya implementasi EfSD (Education for Sustainable Development) di Fakultas Geografi dalam meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dalam merespon perubahan iklim melalui KKN Tematik. Selain joint student project tersebut, kegiatan lain yang segera menyusul pada tanggal 24 – 29 Oktober 2011 adalah network meeting CNRD di Fakultas Geografi yang diikuti oleh 30 delegasi dari 10 Negara antara lain Jerman (Cologne University of Applied Sciences, DAAD, GIZ), Swiss, Brazil, Meksiko Mesir, Vietnam, Nepal, Mozambique dan UGM-Indonesia yang akan membahas program kerjasama pendidkan dan penelitian untuk Tahun 2012-2014
Oleh: Novi Rahmawati
(Mahasiswa S2 MPPDAS UGM penerima Beasiswa Unggulan dari DIKNAS)
Berbagai bencana yang terjadi akhir-akhir ini merujuk suatu wacana tentang perencanaan tata ruang wilayah berbasis bencana. Bencana yang terjadi secara beruntun di Indonesia yang diakibatkan penggunaan tata ruang yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan menyebabkan akumulasi kerusakan yang terjadi terus menerus dan menyebabkan terjadinya bencana. Berbagai bencana yang terjadi dapat diatasi dengan perencanaan keruangan wilayah berdasarkan daya dukung dan kemampuan lingkungan. Berbagai faktor daya dukung dan kemampuan lingkungan dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mitigasi bencana dalam suatu wilayah.
Dalam rangka mengimplementasikan program UGM menjadi World Class Research University (WCRU), Fakultas Geografi tengah mendorong pengembangan program S-2 Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) menjadi program internasional master double degree. Upaya tersebut berhasil setelah pada 5-7 Maret lalu, Fakultas Geografi menerima kunjungan delegasi dari Chiba University Jepang yang dipimpin oleh Prof. Nishio. Maksud kedatangan delegasi adalah untuk mendiskusikan tindak lanjut kerja sama UGM dan Chiba University yang sudah dirintis tiga tahun lalu. “Dalam kunjungan kali ini, delegasi Chiba menjajagi kemungkinan pengiriman mahasiswa Jepang untuk kuliah di MPPDAS UGM,” kata Dekan Fakultas Geografi, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., kepada wartawan, Selasa (9/3).
Sebelumnya, pada tahun 2009 MPPDAS telah mengirimkan tiga mahasiswa berprestasinya untuk mengambil double degree ke Chiba University. Para mahasiswa tersebut diharapkan dapat melakukan kolaborasi riset dengan tim Jepang dalam penggunaan remote sensing untuk analisis lingkungan, kepesisiran, dan daerah aliran sungai. Tahun 2010, direncanakan lima mahasiswa lagi akan dikirim ke Chiba untuk program double degree dan melaksanakan riset tesis mereka,” ujarnya. Suratman mengatakan pengiriman mahasiswa berprestasi ke Chiba akan dapat meningkatkan kualitas riset mereka karena universitas tersebut memiliki fasilitas dan peralatan laboratorium yang lebih maju dan lengkap.
Ketua Pengelola MPPDAS-Fakultas Geografi UGM, Dr. Muh. Aris Marfai, M.Sc., dalam keterangannya menuturkan keberhasilan pengembangan double degree dan program go international ini tidak terlepas dari dukungan Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Kementerian Pendidikan Nasional, melalui Program Beasiswa Unggulan Diknas yang telah diterima oleh sebagian mahasiswa MPPDAS sejak tahun 2008. “Untuk tahun 2010, Program Beasiswa Unggulan Diknas akan memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa MPPDAS yang berprestasi untuk mengambil double degree ke Chiba University Jepang,” katanya.
Untuk menuju pendidikan bertaraf internasional, MPPDAS telah melaksanakan program perkuliahan, pemberian tugas, dan penulisan tesis dalam bahasa Inggris. Beberapa mata kuliah di MPPDAS diasuh secara bersama oleh profesor atau dosen asing dari Giessen University Jerman, Cologne University of Applied Sciences, Jerman, dan Chiba University Jepang.
A. BACKGROUND
However, since 2002, after the cold war ended, the scholarship has been offered to citizens of developing countries such as Thailand, Fiji, South Korea, Suriname, Guyana, Turkey, Vietnam, and Vanuatu. This scholarship has attracted more applicants. Over the years up to 2008, 381 students from 42 countries have completed the NAM scholarship program.Considering that the international political development has made the use of the term “NAM” irrelevant, this scholarship program has been renamed Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) or Developing Countries Partnership (DCP) Scholarships