Pembangunan yang tidak berkelanjutan yang sering terjadi pada negara berkembang telah mengakibatkan berbagai kerusakan lingkungan, baik pada sistem abiotik, biotik, maupun kultural. Ekstraksi sumberdaya alam secara berlebihan telah mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan dan penghidupan umat manusia. Kejadian bencana alam, misal banjir, kekeringan, dan tanah longsor semakin lama semakin meningkat intensitasnya akibat deforestasi dan perubahan penggunaan lahan pada permukaan bumi, terutama pada bagian hulu dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Sementara itu, berbagai kegiatan ekstraksi sumberdaya mineral telah mengakibatkan hilangnya ekosistem alami yang hidup diatasnya, dan tidak jarang limbah yang dihasilkan menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama pada badan sungai. Selain dampak terhadap alam, hal tersebut juga tidak jarang menyadi penyebab konflik sosial yang ada di masyarakat, terutama antara masyarakat asli dengan pihak pengelola sumberdaya. Tidak jarang pula konflik tersebut berakhir pada tindak kekerasan yang menyebabkan kerugian material maupun inmaterial pada kedua belah pihak. Permasalahan terkait sumberdaya alam yang semakin meningkat akhir-akhir ini, menunjukan semakin pentingya perencanaan dan pegelolaan sumberdaya alam, terutama dalam lingkup pesisir dan DAS. Perencanaan dan pengelolaan pesisr serta daerah aliran sungai secara berkelanjutan mampu berperan dalam pemgelolaan sumberdaya alam di Indonesia, sehingga terjaga kelestariannya.
research
WETSKILLS INDONESIA: Joint student project MPPDAS-Rotterdam Univ of Applied science, The Netherlands
Sepuluh mahasiswa MPPDAS melakukan kegiatan lapangan bersama dengan mahasiswa Belanda (Rotterdam niv of Applied Science) selama 2 minggu sejak 8 November 2011 dengan topik best practices manajemen sumberdaya air di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di Solo, Semarang, Yogyakarta dan Jakarta dalam bentuk kunjungan lapangan, kunjungan instansional, diskusi kelompok, presentasi ilmiah dan diakhiri dengan menghadiri World Delta Summit di Jakarta 21-24 november . Di ajang international tersebut kelompok mahasiswa akan mempresentasikan hasil kegiatan mereka dihadapan para peserta world conference delta summit. Kegiatan ini merupakan bentuk inovasi pembelajaran yang dikembangkan oleh MPPDAS dengan mendapatkan dukungan dari institusi international seperti Netherlands water Partnerships, konsultan deltares, witteveen Bos, Pemerintah Kota Rotterdam dan program beasiswa unggulan BPKLN-Diknas. Dalam kegiatan ini mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil gabungan mahasiswa Indonesia dan belanda, dimana setiap mahasiswa mempunyai tanggungjawab untuk memberikan laporan harian dalam bentuk essay, foto atau video yang di upload setiap hari di internet. Laporan kegiatan detil mereka ada di http://wetskillsindonesia.blogspot.com/
Dalam rangka menuju world class research university (WCRU), Program S2 Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS), Fakultas Geografi UGM melakukan rintisan program joint degree dengan universitas partner di luar negeri, yang meliputi Cologne University of Applied Science (CUAS)Jerman, The Universidade Federal of Fluminense (UFF) Brazil dan Tribhuvan University (TU) Nepal dengan dukungan program Beasiswa Unggulan Kementerian Pendidikan Nasional dan Center for Natural Resoruces Development (CNRD). Jumat, 12 Agustus 2011 Rektor UGM Prof Sudjarwadi, M.Eng, PhD didampingi Dekan Fakultas Geografi UGM Prof. Dr. Suratman, M.Sc melepas 12 Mahasiswa S2 MPPDAS untuk mengambil kuliah 1 semester dan penulisan proposal thesis ke Jerman, Brasil dan Nepal. Para mahasiswa akanberangkat pada awal September 2011.
Fakultas Geografi berkomitmen untuk berperan aktif dalam merespon isu global tentang perubahan iklim dan Millenium Development Goals yang telah dicanangkan PBB. Sebagai wujud komitmen tersebut, Fakultas Geografi mengirimkan 6 mahasiswa S2 Magister Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) ke Kathmandu, Nepal dalam rangka mengikuti “Joint Student Project on Climate Change Implication on Urban Landscape of Kathmandu Valley, Nepal” yang diselenggarakan kerjasama dengan Tribuvan University, Kathmandu, Nepal dan Cologne University of Applied Science, Jerman pada tanggal 11 – 17 September 2011. Program ini bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap masyarakat perkotaan di Kathmandu, Nepal dan bagaimana pola mitigasi dan strategi adaptasinya. Joint student project ini dilaksanalan dalam rangka kerjasama multilateral Center of Natural Resources and Development (CNRD) yang disponsori oleh DAAD Jerman. Penelitian gabungan ini diikuti oleh 32 mahasiswa yang terdiri atas 20 mahasiswa dari Master Programme on Architecture and Urban Planning, Institute of Engineering, Tribuvan University, 6 Mahasiswa dari Institute for Tropical Sciences (ITT), Cologne University of Applied Sciences, Jerman, dan 6 Mahasiswa MPPDAS, Fakultas Geografi UGM.
Program kegiatan ini sebagai bentuk kerjasama multilateral dalam pengembangan pendidikan di tingkat S2 dan S3 khususnya dalam rangka merespon isu perubahan iklim. Dalam kesempatan yang sama, Dr. Danang Sri Hadmoko, M.Sc, wakil ketua Biro Kerjasama Luar Negeri Fakultas Geografi mempresentasikan hasil penelitian di Pulau Jawa yang memiliki kemiripan permasalahan dengan Pegunungan Himalaya khususnya dinamika bencana tanahlongsor sebagai salah satu akibat perubahan iklim. Selain itu, Dr. Danang juga menyampaikan pentingnya implementasi EfSD (Education for Sustainable Development) di Fakultas Geografi dalam meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dalam merespon perubahan iklim melalui KKN Tematik. Selain joint student project tersebut, kegiatan lain yang segera menyusul pada tanggal 24 – 29 Oktober 2011 adalah network meeting CNRD di Fakultas Geografi yang diikuti oleh 30 delegasi dari 10 Negara antara lain Jerman (Cologne University of Applied Sciences, DAAD, GIZ), Swiss, Brazil, Meksiko Mesir, Vietnam, Nepal, Mozambique dan UGM-Indonesia yang akan membahas program kerjasama pendidkan dan penelitian untuk Tahun 2012-2014