Four outstanding graduate students from Master Program on Planning and Management of Coastal Area and Watershed (MPPDAS) faculty of Geography UGM visited Rio de Janeiro, Brazil for Joint Student Project (JSP). This Joint Student Project lasted for 1 week (16—24 August 2014). The fortunate students are Wahyu Tyas Pramono, Hendy Fatchurohman, Annisa Hamidah, and Alfiatun Nur accompanied by two lecturers, who are Bachtiar Wahyu Mutaqin, S.Kel., M.Sc. And Dr.rer.nat M. Anggri Setiawan, M.Sc. Together with students from the host university, Institute of Geosciences, Universidade Federal Fluminense (UFF) Niteroi Brazil, and 5 students from Universidad Autonoma de San Luis Potosi, Mexico, they had a research in the topic of Urban growth in the Rio de Janeiro coastal area. This activity is also included in the consortium of Center for Natural Resources and Development (CNRD) consists of 11 institutions from Asia, Latin America, Europe and Africa.
research
MPPDAS Students assisted 18 students of Giessen University in Summer Excursion Program in Yogyakarta
Yogyakarta, Indonesia. Under the umbrella of excursion program held by Giessen University, Germany, 18 German students visited Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta on 14—15 August 2014. The students was accompanied by Prof. Ulrich Scholz. This Giessen University Excursion Program has been visited UGM annually since 2011.
Faculty of Geography delegated 9 students of Master Program on Planning and Management of Coastal Area and Watershed (MPPDAS) and Bachelor Program on Regional Development to assist the field excursion. The wholestudents grouped divided into 9 groups which were consist of two Germans and one Indonesian. In nine groups students focused on different types of theme, i.e. Rice Cultivation, Volcanism Institution, Volcanic Disasters, Culture in Prambanan, Living Condition in Gunung Kidul, Drink Water, Karst and Climate, Culture in Borobudur, and Living Condition in Highland Selo.
Yogyakarta- Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan CNRD (Center of Naural Resources and Development) mengadakan riset bersama di daerah Dieng Wonosobo dalam program Joint Student Programe (JSP) dan One Day seminar yang bertemakan Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DRR). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program Beasiswa Unggulan (BU) Kemdikbud, MPPDAS Fakultas Geografi UGM, Cologne University of Applied Sciences, Jerman dan Tribhuvan University, Nepal.
Pengelolaan pesisir terpadu merupakan suatu pendekatan dalam memanfaatkan sumberdaya pesisir secara optimal dengan meminimalisir kerusakan dan risiko yang mungkin terjadi akibat dari kegiatan pemanfaatan ataupun proses alami seperti bencana. Pengelolaan yang berkelanjutan akan menjamin kemanfaatan yang dapat dinikmati oleh generasi berikutnya dengan kualitas dan kuantitas yang sama atau bahkan lebih baik. Oleh karena itu, pengelolaan pesisir terpadu menjadi suatu keharusan untuk dapat diterapkan di seluruh dunia.
Kota Maputo yang merupakan ibu kota Negara Mozambique memiliki visi sebagai kota “water front city” yang nantinya berkembang sebagai ibu kota negara yang maju dengan segala aktivitasnya. Namun demikian, pengelolaan pesisir terpadu di wilayah ini belum dapat terlaksana karena beberapa kendala, sehingga pemanfaatan pesisir belum maksimal dan masih banyak permasalahan di sana-sini. Hal serupa juga terjadi di Macaneta, yang saat ini berkembang menjadi kawasan wisata. Kedua memerlukan suatu rumusan pengelolaan pesisir terpadu agar dapat dimanfaatkan secara optimal, namun tetap lestari.
Dalam rangka perumusan pengelolaan pesisir terpadu di dua wilayah tersebut, lima mahasiswa MPPDAS yang didampingi Dr Muh Aris Marfai, M.Sc. dikirim untuk ikut dalam kegiatan “Joint Student Project”di Mozambique pada Tanggal 16-22 Oktober 2012. Kegiatan ini bertemakan “Integrated Coastal Zone Management” dan diikuti oleh mahasiswa dari MPPDAS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Universitas Eduardo Mondlane, Mozambique serta Universitas Federal Fluminense Brasil. Kegiatan ini juga mengkaji tentang morfodinamika wilayah pesisir, metode pengukurannya dengan metode paling sederhana sampai dengan modern, pemanfaatan geoindikator untuk mendeskripsikan proses di wilayah kepesisiran secara cepat dan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu.
Kegiatan joint student project ini merupakan program dari CNRD (Center for Natural Resources and Development) yang merupakan konsorsium yang terdiri dari 11 universitas yang berasal dari Indonesia, Jerman, Brasil, Mesir, Vietnam, Nepal, Meksiko, Chile, Yordania, dan Mozambique. Lembaga ini mendapatkan bantuan pendanaan dari pemerintah Jerman melalui lembaga pemberi beasiswa DAAD. Mahasiswa MPPDAS yang ikut dalam kegiatan ini adalah Ahmad Cahyadi, Dhandhun Wacano, Anisa Norma Danti, Ajeng Larasati dan Parana Ari Santi.
Lima mahasiswa MPPDAS bersama lima mahasiswa Univ federal fluminense Brazil dan 5 mahasiswa univ. Eduardo Mondlane Mozambiq melakukan fieldwork bersama di pesisir Macaneta dan Maputo, Mozambiq
Kegiatan tsbt berlangsung 13-21 oktober 2012 dengan tujuan unt melakukan pengamatan coastal dinamik menggunakan geoindikator dan profiling. Kegiatan ini merupakan bagian dari program CNRD unt memberikan pengalaman mhs dlm melakukan kerjasama penelitian dengan peneliti asing.
Program join student project berikutnya akan dilaksanakn di dieng jawa tengah pada bulan desember dengan peserta terdiri 7 mhs s2 nepal, 5 mhs s2 jerman dan 5 mhs MPPDAS dengan topik ecosystem based disaster risk reduction yg akan dikoordinasikan oleh Dr Anggri setiawan dan Dr Danang Sri Hadmoko.
Pada tanggal 30 Maret 2012 hingga 2 April 2012, empat orang mahasiswa Magister Pengelolaan dan Perencanaan Pesisir dan DAS Fakultas Geografi UGM yaitu Annisa Triyanti, Ahmad Cahyadi, Andung Bayu Sekaranom, dan Dini Feti Anggraini melakukan ekspedisi ke Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ekspedisi ini diaksanakan dengan kerjasama MPPDAS Fakultas Geografi UGM dengan Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB). Tujuan dari dilaksanakannya ekspedisi ini adalah untuk melakukan orientasi terhadap fenomena-fenomea geografis di ekosistem pulau kecil. Berangkat dari pemahaman yang komprehensif mengenai kondisi fisik dan sosial ekonomi, keempat mahasiswa MPPDAS bersama 53 mahasiswa S-1 Teknik Geodesi ITB melakukan fieldwork di Pulau Pramuka tersebut.
Kajian yang dilakukan oleh keempat mahasiswa MPPDAS Fakultas Geografi UGM tersebut meliputi sumberdaya air, yaitu mengenai ketersediaan air dan kualitas air, sumberdaya lahan yaitu meliputi penilaian terhadap daya dukung lahan, penilaian mengenai sedimen transport dan perubahan garis pantai di kawasan pesisir Pulau Pramuka, dan pola adaptasi masyarakat di Pulau Pramuka yang meliputi adaptasi secara fisik, sosial, dan ekonomi.
Pulau Pramuka yang merupakan Ibukota Kabupaten Kepulauan Seribu ini memiliki sumberdaya pariwisata yang sangat besar. Pulau ini menurut Dr.rer.nat Poerbandono, S.T.,MM. dari Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, lebih tepat dinamakan sebagai cay yang merupakan terminologi dari pulau yang terbentuk dari endapan karang daripada sebuah pulau (island). Memiliki reef flat (hamparan karang yang menjadi ladasan dari pulau karang). Wilayah ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai daerah kegiatan pariwisata khususnya snorkeling, diving, dan sightseeing.
Masalah yang terjadi di Pulau Pramuka terkait dengan kondisi fisik yaitu berkenaan dengan pembangunan bangunan pemecah gelombang yang mengakibatkan ketidakstabilan transport sedimen. Adapun dari segi sumberdaya air, permasalahan yang paling utama terletak pada ketersediaan air dan kualitas air. Dilihat dari segi sosial ekonomi, permasalahan yang paling utama adalah berkaitan dengan fungsi kegiatan pariwisata untuk peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan pembangunan daerah.
Kondisi airtanah di Pulau Pramuka saat ini sangat mengkhatirkan. Hal ini karena intrusi air laut telah mencapai semua wilayah pulau, sehingga airtanah menjadi payau sampai asin. Faktor yang menyebabkannya adalah penurapan airtanah yang intensif, ukuran pulau yang sangat kecil serta sedikitnya imbuhan airtanah akibat penggunaan lahan terbangun mencapai >85% dari luas wilayah. Kebutuhan air minum dipenuhi dengan menggunakan air mineral yang didatangkan dari Jakarta, sedangkan untuk mencuci dan mandi masih menggunakan airtanah. Selain itu, airtanah di Pulau Pramuka memiliki kerentanan terhadap pencemaran sangat tinggi. Hal ini karena material penyusun lapisan tidak jenuh air berupa pasir kasar dan kedalaman airtanah maksimal hanya 1,4 meter. Oleh karenanya diperlukan pula rencana pengelolaan sampah dan limbah sehingga airtanah tidak tercemar
Dokumen selengkapnya ada di strategi
Dokumen lengkapnya ada di penilaian multiresiko
Dokumen lengkapnya ada di kerentanan
Dokumen selengkap ada di analisis neraca air