Yogyakarta- Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan CNRD (Center of Naural Resources and Development) mengadakan riset bersama di daerah Dieng Wonosobo dalam program Joint Student Programe (JSP) dan One Day seminar yang bertemakan Ecosystem-based Disaster Risk Reduction (Eco-DRR). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program Beasiswa Unggulan (BU) Kemdikbud, MPPDAS Fakultas Geografi UGM, Cologne University of Applied Sciences, Jerman dan Tribhuvan University, Nepal.
2012
Pengelolaan pesisir terpadu merupakan suatu pendekatan dalam memanfaatkan sumberdaya pesisir secara optimal dengan meminimalisir kerusakan dan risiko yang mungkin terjadi akibat dari kegiatan pemanfaatan ataupun proses alami seperti bencana. Pengelolaan yang berkelanjutan akan menjamin kemanfaatan yang dapat dinikmati oleh generasi berikutnya dengan kualitas dan kuantitas yang sama atau bahkan lebih baik. Oleh karena itu, pengelolaan pesisir terpadu menjadi suatu keharusan untuk dapat diterapkan di seluruh dunia.
Kota Maputo yang merupakan ibu kota Negara Mozambique memiliki visi sebagai kota “water front city” yang nantinya berkembang sebagai ibu kota negara yang maju dengan segala aktivitasnya. Namun demikian, pengelolaan pesisir terpadu di wilayah ini belum dapat terlaksana karena beberapa kendala, sehingga pemanfaatan pesisir belum maksimal dan masih banyak permasalahan di sana-sini. Hal serupa juga terjadi di Macaneta, yang saat ini berkembang menjadi kawasan wisata. Kedua memerlukan suatu rumusan pengelolaan pesisir terpadu agar dapat dimanfaatkan secara optimal, namun tetap lestari.
Dalam rangka perumusan pengelolaan pesisir terpadu di dua wilayah tersebut, lima mahasiswa MPPDAS yang didampingi Dr Muh Aris Marfai, M.Sc. dikirim untuk ikut dalam kegiatan “Joint Student Project”di Mozambique pada Tanggal 16-22 Oktober 2012. Kegiatan ini bertemakan “Integrated Coastal Zone Management” dan diikuti oleh mahasiswa dari MPPDAS Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Universitas Eduardo Mondlane, Mozambique serta Universitas Federal Fluminense Brasil. Kegiatan ini juga mengkaji tentang morfodinamika wilayah pesisir, metode pengukurannya dengan metode paling sederhana sampai dengan modern, pemanfaatan geoindikator untuk mendeskripsikan proses di wilayah kepesisiran secara cepat dan pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu.
Kegiatan joint student project ini merupakan program dari CNRD (Center for Natural Resources and Development) yang merupakan konsorsium yang terdiri dari 11 universitas yang berasal dari Indonesia, Jerman, Brasil, Mesir, Vietnam, Nepal, Meksiko, Chile, Yordania, dan Mozambique. Lembaga ini mendapatkan bantuan pendanaan dari pemerintah Jerman melalui lembaga pemberi beasiswa DAAD. Mahasiswa MPPDAS yang ikut dalam kegiatan ini adalah Ahmad Cahyadi, Dhandhun Wacano, Anisa Norma Danti, Ajeng Larasati dan Parana Ari Santi.
MOU Program S2 Joint/Double Degree dengan Chib Jepang telah ditandatangani hari ini tgl 25 oktober 2012.
Drs Sukamdi, M.Sc sebagai wakil dari Fakultas Geografi UGM bertemu dengan rektor/president univ. Chiba Jepang dalam signing ceremony untuk Double Degree program di rektorat Chiba Univ. Double Degree program Chiba selain dengan UGM juga dengan uni lain di Indonesia. Hadir dlm penandatanganan kerjasama tersebut rektor dan atau wakil rektor dari ITB, IPB, UI, UNUD, UNHAS dan UNDIP sebagai partner univ Chiba dlm Double Degree.
Tahun ini ada 2 mhs MPPDAS yang sedang mengambil pre-Double Degree di Chiba. Tahun depan MPPDAS akan mengirimkan mhs kembali untuk kuliah 1 tahun di Chiba.
Selain dalam rangka program Double Degree, kunjungan ke Chiba juga dalam rangka menghadiri IJJSS ke 5. Dalam kesempatan tersebut Fakultas Geografi UGM diminta pada tahun 2014 sebagai penyelenggara IJJSS (indonesia-Japan joint scientific symposium) yang ke-enam.
Lima mahasiswa MPPDAS bersama lima mahasiswa Univ federal fluminense Brazil dan 5 mahasiswa univ. Eduardo Mondlane Mozambiq melakukan fieldwork bersama di pesisir Macaneta dan Maputo, Mozambiq
Kegiatan tsbt berlangsung 13-21 oktober 2012 dengan tujuan unt melakukan pengamatan coastal dinamik menggunakan geoindikator dan profiling. Kegiatan ini merupakan bagian dari program CNRD unt memberikan pengalaman mhs dlm melakukan kerjasama penelitian dengan peneliti asing.
Program join student project berikutnya akan dilaksanakn di dieng jawa tengah pada bulan desember dengan peserta terdiri 7 mhs s2 nepal, 5 mhs s2 jerman dan 5 mhs MPPDAS dengan topik ecosystem based disaster risk reduction yg akan dikoordinasikan oleh Dr Anggri setiawan dan Dr Danang Sri Hadmoko.
Alumni S2 Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fakultas Geografi UGM, Andika Kusuma, yang saat ini menjadi staff di Biro Penelitian dan Kerjasama Fakultas Geografi menulis buku yang diterbitkan oleh penerbit Jerman LAP (LAMBERT Academic Publishing) 2012 dengan judul: Less Developed Villages in Wakatobi Regency, Development of Coastal Resources Information System (CORIS) by Using Remote Sensing Data and GIS Technique
Buku ini dikembangkan dari thesis mhs yang bersangkutan. Andika mendapatkan program beasiswa unggulan untuk menempuh S2 MPPDAS. Buku ini memberikan gambaran mengenai kondisi desa-desa tertinggal di KabupatenWakatobi yang notabene merupakan salah satu destinasi wisata internasional. Kondisi ketertinggalan suatu daerah sangat terkait erat dengan kemiskinan suatu wilayah. Untuk menanggulangi kemiskinan, pada suatu daerah harus dimulai dengan identifikasi karakteristik kemiskinan yang ada. Tipologi kemiskinan dapat bervariasi bergantung pada karakteristik wilayah. Pada buku ini bukan hanya sekedar mendeskripsikan desa-desa tertinggal yang ada di Wakatobi, namun memberikan contoh prototype system informasi sumberdaya pesisir yang terintegrasi dengan informasi desa-desa tertinggal dan dapat digunakan sebagai salah satu alternative dalam penanggulangan masalah kemiskinan.
Kegiatan outbound yang diadakan oleh Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS), Fakultas Geografi, UGM merupakan serangkaian acara Seminar “Leader Forum and Awarding Ceremony of Beasiswa Unggulan for Master Program”. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari pada hari Minggu, 8 April 2012 yang berlokasi di daerah Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Adapun tujuan dari kegiatan tersebut sebagai moment keakraban bagi seluruh civitas akademika MPPDAS yang diikuti oleh para mahasiswa, pendidik, dan staf MPPDAS. Melalui fun games, paint balls, flying fox, dan permainan lainnya, kegiatan-kegiatan tersebut menstimulasi kerjasama team dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan para peserta outbound yang sejalan dengan tujuan utama dari serangkaian acara ini. Eforia kegiatan outbound tergambar melalui dokumentasi berikut ini:
“Berikan aku sepuluh pemuda ,Maka akan aku goncangkan dunia”
(Ir.Soekarno)
Pernyataan Presiden RI pertama ini nampaknya sangat nyata Sabtu, 7 April 2012 yang lalu dalam acara Seminar ““Leader Forum and Awarding Ceremony of Beasiswa Unggulan for Master Program”. Acara ini diselenggarakan oleh Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fakultas Geografi UGM bekerja sama dengan Beasiswa Unggulan-Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (BU-BPKLN KEMENDIKBUD). Berkumpul di Gedung University Club, hampir 300 pemuda yang telah mendapatkan beasiswa S2, S3 serta penelitian dan pertukaran ke berbagai negara saling bertukar informasi dan pengalaman. Dalam acara tersebut juga hadir peserta mahasiswa yang berkeinginan kuat untuk melanjutkan studi di berbagai disiplin ilmu.
Koodinator beasiswa unggulan BPKLN, Dr.Abe Susanto M.Si memberikan pengantar tentang kebutuhan Indonesia akan sumberdaya manusia yang unggul untuk menyongsong Indonesia tahun 2045. Di tahun-tahun inilah Indonesia akan menjadi negara maju yang berperan penting dalam percaturan dunia. Oleh sebab itu ditekankan sekali lagi kebutuhan mendesak untuk mencetak pemuda Indonesia yang unggul untuk memimpin bangsa di tahun-tahun ke depan.
Fakultas Geografi dengan Mahasiswa Magister Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) pada tanggal 5 April 2012 menggelar acara yang bertemakan Workshop Pengembangan M.Sc Double Degree Fakultas Geografi UGM bertempat di Ruang Sekip, Gedung UC, Universitas Gadjah Mada. Acara ini termasuk rangkaian kegiatan Dies Natalies Fakultas Geografi UGM.
Acara tersebut membahas tentang rencana dan pengembangan program double degree, joint degree, berbagi pengalaman tentang program joint degree dan dobuble degree yang sudah terjalin, serta berdiskusi tentang peningkatkan kapasistas mahasiswa untuk riset dengan universitas di luar negeri. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepakatan kerjasama antara Pusat Studi Bencana UGM oleh Prof. Dr. Junun Sartohadi, M.Sc perwakilan dari University of Twente (Belanda) Dr. Ir. Kees de Bie, serta Dekan Fakultas Geografi UGM Prof. Dr. Suratman, M.Sc. Sebagai pembicara dari UGM dalam rangkaian acara tersebut adalah Projo Danoedoro, Ph.D, Prof. Dr. Rijanta, M.Sc, Prof. Dr. H.A Sudibyakto, M.S dan perwakilan dari Cologne University of Applied Science (CUAS) Jerman adalah Dipl.-ing. MEng Simone Sandholz, serta perwakilan dari University of Innsbruck Prof Martin Coy.
Pada tanggal 30 Maret 2012 hingga 2 April 2012, empat orang mahasiswa Magister Pengelolaan dan Perencanaan Pesisir dan DAS Fakultas Geografi UGM yaitu Annisa Triyanti, Ahmad Cahyadi, Andung Bayu Sekaranom, dan Dini Feti Anggraini melakukan ekspedisi ke Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ekspedisi ini diaksanakan dengan kerjasama MPPDAS Fakultas Geografi UGM dengan Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB). Tujuan dari dilaksanakannya ekspedisi ini adalah untuk melakukan orientasi terhadap fenomena-fenomea geografis di ekosistem pulau kecil. Berangkat dari pemahaman yang komprehensif mengenai kondisi fisik dan sosial ekonomi, keempat mahasiswa MPPDAS bersama 53 mahasiswa S-1 Teknik Geodesi ITB melakukan fieldwork di Pulau Pramuka tersebut.
Kajian yang dilakukan oleh keempat mahasiswa MPPDAS Fakultas Geografi UGM tersebut meliputi sumberdaya air, yaitu mengenai ketersediaan air dan kualitas air, sumberdaya lahan yaitu meliputi penilaian terhadap daya dukung lahan, penilaian mengenai sedimen transport dan perubahan garis pantai di kawasan pesisir Pulau Pramuka, dan pola adaptasi masyarakat di Pulau Pramuka yang meliputi adaptasi secara fisik, sosial, dan ekonomi.
Pulau Pramuka yang merupakan Ibukota Kabupaten Kepulauan Seribu ini memiliki sumberdaya pariwisata yang sangat besar. Pulau ini menurut Dr.rer.nat Poerbandono, S.T.,MM. dari Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, lebih tepat dinamakan sebagai cay yang merupakan terminologi dari pulau yang terbentuk dari endapan karang daripada sebuah pulau (island). Memiliki reef flat (hamparan karang yang menjadi ladasan dari pulau karang). Wilayah ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai daerah kegiatan pariwisata khususnya snorkeling, diving, dan sightseeing.
Masalah yang terjadi di Pulau Pramuka terkait dengan kondisi fisik yaitu berkenaan dengan pembangunan bangunan pemecah gelombang yang mengakibatkan ketidakstabilan transport sedimen. Adapun dari segi sumberdaya air, permasalahan yang paling utama terletak pada ketersediaan air dan kualitas air. Dilihat dari segi sosial ekonomi, permasalahan yang paling utama adalah berkaitan dengan fungsi kegiatan pariwisata untuk peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan pembangunan daerah.
Kondisi airtanah di Pulau Pramuka saat ini sangat mengkhatirkan. Hal ini karena intrusi air laut telah mencapai semua wilayah pulau, sehingga airtanah menjadi payau sampai asin. Faktor yang menyebabkannya adalah penurapan airtanah yang intensif, ukuran pulau yang sangat kecil serta sedikitnya imbuhan airtanah akibat penggunaan lahan terbangun mencapai >85% dari luas wilayah. Kebutuhan air minum dipenuhi dengan menggunakan air mineral yang didatangkan dari Jakarta, sedangkan untuk mencuci dan mandi masih menggunakan airtanah. Selain itu, airtanah di Pulau Pramuka memiliki kerentanan terhadap pencemaran sangat tinggi. Hal ini karena material penyusun lapisan tidak jenuh air berupa pasir kasar dan kedalaman airtanah maksimal hanya 1,4 meter. Oleh karenanya diperlukan pula rencana pengelolaan sampah dan limbah sehingga airtanah tidak tercemar
Bertempat di ruang theatre Gedung Kerucut Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis, tidak kurang dari 50 mahasiswa Semester 1 program S2 Magister Perencanaaan Pengelolaan Pesisir Dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) Fakultas Geografi UGM mengikuti kuliah yang dibawakan oleh Kepala Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis , Drs. A. Ari Dartoyo, M.Eng. Sebagai dosen tamu mata kuliah Coastal And Watershed Ecosystem, Kepala Laboratorium mengambil tema Manajemen Pesisir (Coastal Management). Selain berupa konsep manajemen pesisir, beliau juga memaparkan sekilas pengalaman sebagai praktisi di bidang kepesisiran selama 20 tahun bekerja di Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional) yang sejak 7 Maret 2012 resmi berganti nama menjadi BIG (Badan Informasi Geospasial).